Interferensi adalah penggabungan secara
superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik di ruang.
Apabila dua gelombang yang berfrekuensi dan berpanjang gelombang sama tapi
berbeda fase bergabung, maka gelombang yang dihasilkan merupakan gelombang yang
amplitudonya tergantung pada perbedaan fasenya. Jika perbedaan fasenya 0 atau
bilangan bulat kelipatan 3600, maka gelombang akan sefase dan berinterferensi
secara saling menguatkan (interferensi konstruktif).
Sedangkan amplitudonya sama dengan penjumlahan
amplitudo masing-masing gelombang. Jika perbedaan fasenya 1800 atau bilangan
ganjil kali 1800, maka gelombang yang dihasilkan akan berbeda fase dan
berinterferensi secara saling melemahkan (interferensi destruktif). Amplitudo
yang dihasilkan merupakan perbedaan amplitudo masing-masing gelombang (Tipler,
1991). Suatu alat yang dirancang untuk menghasilkan interferensi dan
pola-polanya yang dihasilkan dari perbedaan panjang lintasan disebut
interferometer optik.
Interferometer dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu interferometer pembagi muka gelombang dan interferometer pembagi
amplitudo. Pada pembagi muka gelombang, muka gelombang pada berkas cahaya
pertama di bagi menjadi dua, sehingga menghasilkan dua buah berkas sinar baru
yang koheren, dan ketika jatuh di layar akan membentuk pola interferensi yang
berwujud frinji gelap terang berselang-seling. Pola terang terjadi apabila
gelombanggelombang dari kedua berkas sinar sefase sewaktu tiba di layar.
Sebaliknya pola gelap terjadi apabila
gelombang-gelombang dari kedua berkas sinar berlawanan fase sewaktu tiba di
layar. Agar pola interferensi nyata, tempat garis-garis gelap terang itu harus
tetap sepanjang waktu yang berarti beda fase antara gelombang-gelombang dari
kedua celah harus tidak berubah-ubah dan hal ini hanya mungkin apabila kedua
gelombang tersebut koheren, yaitu identik bentuknya (Soedojo, 2001).
Untuk pembagi amplitudo, diumpamakan
sebuah gelombang cahaya jatuh pada suatu lempeng kaca yang tipis. Sebagian dari
gelombang akan diteruskan dan sebagian lainnya akan dipantulkan. Kedua
gelombang tersebut tentu saja mempunyai amplitudo yang lebih kecil dari
gelombang sebelumnya. Ini dapat dikatakan bahwa amplitudo telah terbagi. Jika
dua gelombang tersebut bisa disatukan kembali pada sebuah layar maka akan
dihasilkan pola interferensi (Hecht, 1992).
Prinsip
dasar interferometer
Interferometer
adalah suatu perangkat untuk pengukuran yang memanfaatkan gejala inteferensi.
Pada umumnya prinsip dasar interferometer yang memanfaatkan sifat koherensi
perhatikan gambar dibawah :
Menurut
ciri pokoknya, interferometer dapat dibagi dalam dua kategori yaitu :
a. Interferometer
pembelahan muka gelombang
Dalam sistem ini kedua berkas
gelombang yang berinteferensi diperoleh dari sumber gelombang semula tanpa
mnegurangi intensitasnya atau dengan perkataan lain cahaya dapat dibagi dua
menurut posisi geometrisnya, misalnya bagian atas berkasnya menjadi berkas uji
dan bagian bawah menjadi berkas referensi.
b. Interferometer
pembelah amplitudo
Dalam hal ini kedua gelombang yang
berinteferensi diperoleh dengan mebagi intensitas gelombang semula, atau dengan
perkataan lain cahaya dibagi dua berkas yang sama bentuknya, tetapi dengan
amplitudo yang berbeda.
Berkas
uji adalah berkas cahaya yang dikenakan dengan objek yang akan diukur/diuji.
Objek dapat berupa cermin bergerak ( yang pergeserannnya ingin diukur), gas
(yang variasi indeks biasnya ingin diketahui) dan lain lain. Sedangkan berkas
referensi adalah berkas cahaya pola fasanya dipertahankan tetap untuk anntinya
dipertemukan lagi dengan berkas uji.
Perpaduan
kedua gelombang menghasilkan pala interferensi (garis atau daerah terang gelap
saja) yang diamatai oleh detektor (layar, fotodioda, film, dan sebagainya).
Interfernsi antara keduanya memberikan informasi mengenai apa yang telah
dialami berkas uji, sehingga pada gilirannya
memberikan informasi mengenai objek ini.
Jenis-jenis
interferometer
- Interferometer young
Interferometer young adalah jenis
interferometer pembelah muka dua dimana kegunaan interferometer ini adalah
antara lain untuk memeriksa derajat koherensi sumber cahaya dan menguku rjarak
yang kecil antara dua celah. Prinsip kerja dari interferometer young
diperhatikan pada gambar dibawah ini.
Pada
eksperimen young hasil inteferensinya diamati pada layar yang berjarak L yang
jauh lebih besar dari jarak antara celah d. Untuk konfigurasi eksperimen ini
berlaku aproksimasi medan jauh dimana :
Dalam
pendekatan ini, selisih lintasan gelombang yang menjalar melalui dua celah
terpisah adalah :
Kedudukan
frinji pada bidang pengamatan diungkapkan oleh koordinat
- Interferometer
Michelson
Interferometer
michelson adalah termasuk interferometer pembelah amplitudo dimana
interferometer ini sangat berguna dalam pengukuran indeks bias, pengukuran
panjang (yang diukur adalah pergeseran total cerimin uji), pengukuran getaran
(vibrasi) dan dapat juga digunakan untuk pengukuran simpangan permukaan (disini
permukaan menjadi cermin uji). Pada gambar dibawah ini diperlihatkan
konfigurasi interferometer Michelson, yaitu terdiri dari dumber cahaya, pemisah
berkas, cermin referensi, cermin uji.
Intensitas
maksimum (keadaan terang) diperoleh
.
dengan bilangan bulat. Sedangkan intensitas
minimum (keadaan gelap) diperoleh
.
dengan demikian intensitas akan berubah dari
maksimum ke minimum atau sebaliknya dengan pergeseran sejauh simpangan
dimana
panjang gelombang sinar laser yang digunakan.
Untuk memahami fenomena
interferensi harus berdasar pada prinsip optika fisis, yaitu cahaya dipandang
sebagai perambatan gelombang yang tiba pada suatu titik yang bergantung pada
fase dan amplitude gelombang tersebut. Untuk memperoleh pola-pola interferensi
cahaya haruslah bersifat koheren, yaitu gelombang-gelombang harus bersalah dari
satu sumber cahaya yang sama. Koherensi dalam optika sering dicapai dengan
membagi cahaya dari sumber celah tunggal menjadi dua berkas atau lebih, yang
kemudian dapat digabungkan untuk menghasilkan pola interferensi.
Pada interferensi, apabila
dua gelombang yang berfrekuensi dan berpanjang gelombang sama tapi berbeda fase
bergabung, maka gelombang yang dihasilkan merupakan gelombang yang amplitudonya
tergantung pada perbedaan fase.
Perbedaan fase antara dua
gelombang sering disebabkan oleh adanya perbedaan panjang lintasan yang
ditempuh oleh kedua gelombang. Perbedaan lintasan satu panjang gelombang
menghasilkan perbedaan fase 360o, yang ekivalen dengan tidak ada perbedaan fase
sama sekali. Perbedaan lintasan setengah panjang gelombang menghasilkan
perbedaan
fase
180o. Umumnya, perbedaan lintasan yang sama dengan Δd menyumbang suatu
perbedaan fase δ yang diberikan oleh :
Suatu alat yang dirancang untuk
menghasilkan interferensi dan pola-polanya yang dihasilkan dari perbedaan
panjang lintasan disebut interferometer optic. Interferometer dibagi menjadi 2
jenis, yaitu interferometer pembagi muka gelombang dan terferometer pembagi
amplitude. Pada pembagi muka gelombang, muka gelombang pada berkas cahaya
pertama dibagi menjadi dua, sehingga menghasilkan dua buah berkas sinar baru
yang koheren, dan ketika jatuh di layar akan membentuk pola interferensi yang
berwujud cincin gelap terang berselang-seling.
Pola terang terjadi apabila
gelombang-gelombng dari kedua berkas sinar sefase sewaktu tiba di layar.
Sebaliknya, pola gelap terjadi apabila gelombang-gelombang dari kedua berkas
sinar berlawanan fase sewaktu tiba di layar. Agar pola interferensi nyata,
tempat garis-garis gelap terang itu harus tetap sepanjang waktu yang berarti
beda fase antara gelombang-gelombang dari kedua celah harus tidak berubah-ubah
dan hal ini hanya mungkin apabila kedua gelombang tersebut koheren, yaitu identik
bentuknya.
Untuk interferometer pembagi amplitudo, diumpamakan sebuah
gelombang cahaya jatuh pada suatu lempeng kaca yang tipis. Sebagian dari
gelombang akan diteruskan dan sebagian lagi akan dipantulkan. Kedua gelombang
tersebut tentu saja mempunyai amplitudo gelombang yang lebih kecil dari
gelombang sebelumnya. Ini dapat dikatakan bahwa amplitudo telah terbagi. Jika
kedua gelombang tersebut bisa disatukan kembali pada sebuah layar, maka akan
dihasilkan pola interferensi.
Gambar di atas merupakan diagram
skematik interferometer Michelson. Oleh permukaan beam splitter (pembagi
berkas) cahaya laser, sebagian dipantulkan ke M1 dan sisanya ditransmisikan ke
M2. Bagian yang dipantulkan ke M1 akan dipantulkan kembali ke beam splitter
yang kemudian menuju ke layar. Adapun bagian yang ditransmisikan oleh M2 juga
akan dipantulkan kembali ke beam splitter, kemudian bersatu dengan cahaya dari
M1 menuju layar, sehingga kedua sinar akan berinterferensi yang ditunjukkan
dengan adanya pola-pola cincin gelap terang.
Pengukuran jarak yang tepat dapat diperoleh dengan menggerakkan M2
pada interferometer Michelson dan menghitung cincin yang bergerak atau
berpindah, dengan acuan suatu titik pusat. Sehingga diperoleh jarak pergeseran
yang berhubungan dengan perubahan cincin :
Dengan :
Δd = perubahan lintasan optis
λ = panjang gelombang sumber cahaya
ΔN = perubahan jumlah cincin
Panjang
koherensi merupakan jarak sejauh mana dapat berinterferensi. Panjang koherensi
suatu gelombang tertentu, seperti laser atau sumber lain dapat dijelaskan dari
persamaan berikut :
Dimana :
Lc = panjang koherensi
τc = koherensi waktu
c = cepat rambat cahaya
Δv = lebar spectrum
Pada
interferometer Michelson, panjang koherensi sama dengan dua kali panjang
lintasan optic antara kedua lengan pada interferometer Michelson, diukur pada
saat penampakan frinji sama dengan nol. ketika movable mirror digerakkan, maka
kedua berkas laser yang melewati L1 dan L2 memiliki jarak lintasan yang
berbeda. Sehingga beda optic masing-masing berkas adalah 2L1 dan 2L2. Jadi beda
lintasan optisnya dalah :
-Interferometer
Twyman-Green
Interferometer
ini mirip dengan interferometer michelson. Pada interferometer ini digunakan
cahaya yang terkolomasi (lebara dan sejajar) dalam hal ini pola inferensi yang
dihasilkan yang dihasilakan tidak lagi berbentuk cincin kosentris, melainkan
brupa “spot” yang dapat dipusatkan dengan sebuah lensa. Interferometer ini pada
umumnya digunakan untuk menguji permukaan optik, yaitu memeriksa apakah
terdapat cacat atau penyimpangan dari bentuk yang diharapakan. Pada gambar
dibawah ini diperlihatkan perangakat Interferometer Twyman-Green .
-Interferometer
Mach-Zechnder
Pada
perangkat Interferometer Mach-Zechnder diperlihatkan pada gambar dibawah ini,
dimana lintasan cahaya membentuk empat persegi panjang dan sumber tak
terkolimasi pada interferometer ini berkas uji berkas referensi menjalani
lintasan yang simetris baik bentuk maupun arahnya, dengan demikian interferometer
ini tidak begitu peka terhadap gangguan dari luar (gerakan udara, getaran, dan
sebagainya), karena gengguan akan terjadi dengan sama besar pada berkas uji dan
berkas referensi. Pada umumnya interferometere ini digunakan untuk mengukur
variasi fasa yang dialami berkas uji, pngujian elemen optik dan variasi
kerapatan aliran gas dalam terowongan angin sampai ke pnegukuran kountur
densitas plasma dalam reaktor
termonuklir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar